Cerita Inspirasi {TERLAMBAT}


Terlambat
            Langit cerah menyelimuti perkampungan,cahaya matahari mulai muncul,Klara berangkat sekolah dengan jalan kaki,dan Pak Anwar bapak dari gadis itu pun berangkat untuk berjualan martabak keliling.
            Matahari mulai terik dan tepat di atas kepala,Klara pulang dengan jalan kaki bersama temannya yaitu Intan.Ketika sampai ditengah-tengah perjalanan,Intan tiba-tiba menghentikan langkah kakinya,karena ia ingin membeli martabak yang dijuual di trotoar jalan itu.Begitu terkejutnya Klara kalau penjual martabak itu adalah bapaknya sendiri.Klara membujuk Intan agar tidak membeli martabak itu,karena Klara takut kalu Intan tahu bahwa penjual martabak itu adalah bapaknya,Klara bergumam di dalam hati “Betapa malunya aku kalau Intan sampai tahu kalau penjual martabak itu adalah bapakku.”
            Intan pun menuruti permintaan Klara,dan mereka berdua melanjutkan perjalanan tanpa membeli martabak tersebut.Sampailah Klara di rumahnya yang sederhana itu,Klara langsung menuju ruang makan dan membuka tutup saji yang di atas meja makan tersebut.Dengan wajah kesal Klara melihat di atas meja tidak ada makanan.”Sial! tidak ada makanan.”
            Tok…tok….tok Klara membuka pintu,ternyata bapaknya yang mengetok pintu.Dengan nada meninggi dia berbicara kepada bapaknya,”Kenapa tidak ada makanan pak!,” Pak Anwar pun menjawab dengan mengelus dada dan dengan nada bicara yangrendah iya menjawab,”Iya nak,bapak akan belikan makanan untukmu.” Pak Anwar berjalan dengan wajah gelisah karena perlakuan anaknya itu.
            Hari-hari berikutnya pun berlalu,keadaan,sifat Klara tetap saja seperti itu dan tidak ada perubahan.Klara merasa capek hidup susah terus-menerus,Klara selalu ingin punya barang –barang yang bagus dan mahal layaknya tema-temannya.Dia meminta uang kepada bapaknya untuk membeli baju,tapi Pak Anwar tidak langsung memberikan uang kepada Klara,karena ia tidak punya uang,dan ia pun berjanji kepada Klara untuk bekerja keras agar bisa mendapatkan uang.Tapi dengan sifat ketidaksabaran yang dimilki Klara,ia membeli baju tanda dengan meminjam uang kepada temannya tanpa sepengethuan bapaknya.
            Uang Pak Anwar sudah cukup untuk membelikan baju yang diinginkan oleh Klara,Pak Anwar pun membelikan baju untuk Klara tanpa sepengetahuan anaknya itu.Pak Anwar bergegas pulang kerumah setelah membeli baju tersebut.Setelah sampai di rumah Pak Anwar memberikan baju itu kepada Klara.Tetapi bukan bahagia yang dirasakan Klara,melainkan Klara membuang bjau tersebut,”Aku tidak mau baju ini,aku tidak mau memakainya,baju ini murahan!.”Klara mengatakan hal itu dengan nada meninggi sehingga membuat Pak Anwar sakit hati.Dalam hati kecil Pak Anwar sangat sedih,karena ia merasa sudah gagal mendidik anak,sehingga menjdi anak yang membangkang kepada orang tua.
            Hari-hari pun beralalu seperti sebelumnya.Pak Anwar betrjualan dengan hati yang gelisah karena perlakuan anaknya itu.Pada saat Pak Anwar menyebrangi jalan raya ia dalam keadaan melamun sambil mendorong berobak martabaknya itu.Brak!!!.....Pak Anwar pun mengalami kecelakaan dan orang-orang sekitarnya bergegas membawa Pak Anwar ke rumah sakit.Tapi bagaimana lagi ketika Sang Mahakuasa telah berkehendak,nyawa Pak Anwar tidak dapat terselamatkan.Pihak rumah sakit menghubungi Klara agar segera menuju ke rumah sakit dan melihat kondisi bapaknya itu.Begitu terkejutnya Klara melihat bapaknya yang berbaring sudah tak bernyawa itu.Tangis pun mulai membasahi pipi Klara,ia membayangkansemua perlakuan  yang telah ia lakukan kepada bapaknya,meskipun Pak Anwar sakit hati pak anwar tidak berani memarahi Klara.Klara sangat menyesal  karena is selalu menyakiti hati orang yang merawatnya dari kecil sampai seperti sekarang ini.Tangis tak henti keluar dari kedua mata Klara,Klara merasa bahwa ia belum bisa membals semua pengorbanan yang dilakukan oleh Pak Anwar,dan Klara belum sempat meminta maaf.Tapi takdir berkata lain,Pak Anwar terlebih dahulu meninggalkan dunia dan pergi mengahadap Tuhan Yang Mahakuasa.

Komentar